PENYULUHAN TBC
PROPOSAL
PENYULUHAN
PENCEGAHAN
PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC)
Disusun oleh :
Annisa Nur
Ramadani (A11617539)
Arum Risti
Sarasati (A11617540)
Aulia Fitri Nurdillah M (A11617541)
Aulia Fitri Nurdillah M (A11617541)
Bagus Hartono (A11617542)
Bellanova Citra
P (A11617543)
Dahlia Rinda A (A11617545)
Desi Trimastuti (A11617546)
POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO
DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
TAHUN 2018
A.
Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan
problem yang cukup besar di Indonesia, salah satunya adalah infeksi saluran
pernapasan. Infeksi saluran pernapasan merupakan penyebab kematian dan masalah
yang di timbulkan masih cukup berat sehingga memberi ancaman kesehatan di
masyarakat baik masa kini maupun masa yang akan datang. Tuberkolosis Paru
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil mycobacterium
Tuberkolosis yang telah menginfeksi seper tiga penduduk Dunia.
Pada tahun 1993 mencanangkan
kedaruratan global penyakit TBC, karena pada sebagian besar di Dunia penyakit
TBC tidak terkendali ini di sebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil di
sembuhkan, terutama penderita menular ( BTA Positif ). Pada tahun 1995 di
perkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan
kematian 3 juta orang. Di negara-negara berkembang kematian TBC merupakan 55 %
dari seluruh kematiaan, yang sebenarnya dapat di cegah. Di perkirakan 95 %
penderita TBC berada di negara berkembang, 75 % diantaranya penderita TBC di
derita oleh kelompok usia produktif ( 15-50 tahun).
Penyakit
TBC di Indonesia merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Tahun 1995 hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) menunjukkan bahwa pwnyakit TBC merupakan
penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit Kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernapasan pada semua kelompok umur dan urutan pertama dari golongan penyakit
infeksi. Tahun 1995-1998, cakupan penderita TBC dengan strategi DOTS baru
mencapai sekitar 10 % dan error rate lebih besar. Pemeriksaan laboratorium
belum di hitung dengan baik meskipun cure rate lebih besar dari 85 %. Tahun 1999,
WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583 ribu kasus baru TBC dengan kematian
TBC sekitar 140 ribu. Secara kasar diperkirakan setiap 100 ribu penduduk
Indonesia terdapat 130 penderita Paru ( TBC Paru BTA Positif ). Penyakit TBC
menyerang sebagian besar kelompok usia kerja, dapat menjangkau seluruh
Puskesmas, demikian juga rumah sakit swasta dan unit pelayanan lainnya.
B.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Setelah
mengikuti kagiatan penyuluhan pencegahat
TBC diharapkan para audien mampu memelihara kesehatan dirinya sendiri dan
menghindari apapun yang dapat menyebabkan penyakit TBC.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui dan menjelaskan TBC (Tuberculosis)
b.
Memahami dan menjelaskan penyebab dari TBC (Tuberculosis)
c.
Mengajarkan dan mengajak anggota keluarga atau warga
sekitar agar terhindar dari penyakit TBC
C.
Nama Kegiatan
Penyuluhan
tentang pencegahan Penyakit TBC (Tuberculosis)
D.
Peserta
Peserta 70
orang warga di desa X kecamatan X
E.
Langkah Pencapaian Tujuan
1.
Tahap persiapanMembentuk kepanitiaan kegiatan
a.
Melakukan koordinasi untuk menetukan waktu pelaksanaan
pertemuan.
b.
Menyusun proposal (pre planning).
c.
Melakukan proses bimbingan pelaksanaan kegiatan.
2.
Tahap- tahap pelaksanaan.
a.
Tempat
: Desa X Kec. X Kab. X
b.
Waktu :
Hari
:
Tanggal
:
Pukul
:
c.
Pelaksana :
1)
Seluruh mahasiswa kelompok II Prodi D III Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan POLTEKKES BHAKTI
MULIA SUKOHARJO
2)
Dosen pembimbing Prodi D III Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO
d.
Strategi atau langkah pelaksanaan
1)
Kegiatan :
a)
Kegiatan pendahuluan : perkenalan dan penjelasan
tujuan pencegahan TBC
b)
Kegiatan
inti : penyampaian materi, tanya jawab tentang TBC (Tuberculosis)
c)
Kegiatan penutup : penarikan kesimpulan tentang pencegahan
TBC (Tuberculosis)
2)
Metode : ceramah, LCD dan tanya jawab.
3)
Media : laptop, infokus, dan leaflet materi
penyuluhan.
F.
Materi Penyuluhan
Terlampir
G.
Waktu Dan Tempat
Hari
:
Waktu
:
Tanggal
:
Tempat
:
H.
Agenda Acara
Terlampir
I.
Susunan Penitia
Terlampir
J.
Penutup
Demikian proposal ini kami sampaikan dengan harapan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam pelaksanaannya sehingga kegiatan penyuluhan ini sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Sukoharjo, April
2018
Mengetahui
Ketua Kelompok II
Bagus
Hartono
NIM :
A11617542
|
Sekretaris
Annisa Nur
Ramadani
NIM : A11617539
|
Lampiran I
MATERI
PENYULUHAN
A.
Definisi
Tuberkulosis (TBC atau
TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuatsehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC
dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik
dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),
maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang,
Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan
Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC)
merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan
penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru
pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa
140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC
paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit
muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita
baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang
meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia
begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
Definisi TBC menurut
beberapa tokoh, TBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkin
paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri,2009).
Sementara itu, Junaidi (2010) menyebutkan tuberkulosis (TB) sebagai suatu
infeksi akibat Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ,
terutama paru-paru dengan gejala yang sangat bervariasi. Irman Somantri,Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gangguan pasa sistem Pernapasan (Jakarta: Salemba
Medika, 2009). Iskandar Junaidi, Penyakit Paru dan Saluran Napas (Jakarta:
Buana Ilmu Populer, 2010).
1. Penyakit TBC
Tuberkulosis (TBC)
adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh MT.
Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi dapat menyerang semua organ atau
jaringan tubuh, misalnya pada lymph node, pleura dan area osteoartikular.
Biasanya pada bagian tengah granuloma tuberkel mengalami nekrosis perkijuan
(Depkes RI, 2002).
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya (Depkes RI, 2007).
Tuberkulosis yang
menyerang organ selain paru (kelenjar limfe, kulit, otak, tulang, usus, ginjal)
disebut tuberkulosis ekstra paru. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang,
berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil
Tahan Asam (BTA). Kuman tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh, kuman ini dapat dormant atau tertidur lama dalam beberapa
tahun.
Penyakit TBC dapat
menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,miskin, atau kaya) dan
dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus
baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh
TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di
dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun
1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 –
0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan
oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000
kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan
kasus baru.
2. Penyebab penyakit TBC
Penyakit TBC adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang
disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Penyakit Tuberkulosis
Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) yang
sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman
ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
B.
Gejala TBC
Gejala
penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
Ciri
ciri penyakit tbc, gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa
dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya
penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama,
deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat.
Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul
sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC
paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
5. Badan penderita lemah dan lesu
6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya.
C.
Pencegahan TBC
Adapan
tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
1. Menyembuhkan penderita.
2. Mencegah kematian.
3. Mencegah kekambuhan.
4. Menurunkan tingkat penularan.
Saat
batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu,
merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke
rumah sakit.
1. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
2. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
3. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.
4. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.
5. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita TB paru BTA positif.
6. Mars chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok populasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau puskemas atau balai pengobatan, penghuni rumag tahanan dan siswi-siswi pesantren.
7. Vaksinasi BCG, reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi BCG langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan.
8. Kemoprokfilasis, yaitu dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.
9. Komunikas, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas pemerintah atau petugas LSM.
D.
Tips Pencegahan TBC
Ingat
bahwa di Indonesia, penyakit TBC masih merupakan penyakit epidemiologi,
sehingga jumlah penderita TBC masih sangat banyak dan berpotensi untuk terus
menularkan bakteri TBC. Agar kita dapat tehindar dari penyakit TBC, maka kita
dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Imunisasi BCG; imunisasi BCG biasanya didapat ketika bayi. Jika Anda memiliki bayi, maka berikanlah imunisasi dasar lengkap agar si bayi juga mendapatkan imunisasi BCG.
2. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera mendapatkan pengobatan sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan menjadi sumber penularan bakteri TBC.
3. Bagi penderita tidak meludah sembarangan. Pada dasarnya penularan bakteri TBC berasal dari dahak penderita TBC. Walaupun dahak dari penderita TBC sudah mengering, tetap berpotensi menyebarkan bakteri TBC melalui udara.
4. Tidak melakukan kontak udara dengan penderita. Bagi Anda yang masih sehat, sebaiknya membatasi interaksi dengan orang yang menderita TBC atau Anda dapat menggunakan alat pelindung diri (masker) ketika Anda harus kontak dengan mereka.
5. Minum obat pencegah dan hidup secara sehat.
6. Rumah harus memiliki ventilasi udara yang baik, sehingga sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam rumah.
7. Menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran
8. Tips berikutnya adalah dengan melakukan sinar ultraviolet untuk membasmi bakteri. Sinar ini bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab penyakit TBC tersebut.
9. Tips terakhir untuk mencegah penyakit TBC adalah dengan pemberian obat isoniazid. Obat ini sangat efektif memberikan dampak terhadap pencegahan TBC. Walaupun hasil uji lab menunjukkan hasil tes tuberkulin positif, akan tetapi hasil photo ronsen Anda tidak akan menunjukkan adanya penyakit TBC.ah mengetahui cara mencegah penuaran TBC, segeralah Anda mengambil tindakan yang bijak agar tetap sehat dan terhindar dari TBC.
Lampiran II
Agenda Acara
JAM
|
KEGIATAN
|
PENYAJI
|
MODERATOR
|
08.00-08.05
08.05-08.10
08.10-08.20
08.20-08.30
08.30 - 09.00
09.00 - 09.30
09.30 - 10.00
10.00 - selesai
|
Pembukaan
Pembacaan Do’a
Sambutan Ketua RT
Sambutan Dosen Pembimbing
Persentasi Materi Tentang TBC
Tanya Jawab
Pembacaan Do’a dan Penutup
Foto Bersama/ Dokumentasi
|
Aulia Fitri N M
Dahlia Rinda A
Desi Trimastuti
Annisa Nur R
Bagus Hartono
|
Bellanova
Citra P
Arum
Risti S
|
Lampiran : III
SUSUNAN KEPANITIAAN
KETUA :
WAKIL KETUA :
SEKRETARIS : 1.
2.
BENDAHARA : 1.
2.
SEKSI- SEKSI :
- Seksi Perlengkapan
- Seksi Komsumsi
- Seksi Keamanan
Lampiran III
PENDANAAN
Komentar
Posting Komentar